Oral sex banyak disukai pria. Aktivitas seks ini mampu membakar fantasi mereka sampai rela melakukan perburuan dimana saja. Wanita penghibur adalah korban yang sering dicari oleh para lelaki pemburu kepuasan ini. Namun, sadarkah mereka tentang bahaya yang mengancam di balik kepuasan itu?
Banyak orang yang mengatakan bahwa seks oral merupakan kegiatan seks yang paling aman jika dibandingkan dengan hubungan seks lainnya. Khususnya bagi pasangan yang tidak terikat, oral sex merupakan kegiatan seks yang dianggap aman karena tidak akan mengakibatkan kehamilan. Tapi, apakah kegiatan oral sex dengan wanita penghibur ini memang benar-benar aman dari resiko lain seperti terkena Penyakit Menular Seksual (PMS)? Inilah yang harus diperhatikan bagi penikmat oral sex 'jajanan'.
Pria biasanya merasakan tingkat kenikmatan yang lebih tinggi dalam menerima maupun memberikan seks oral. Dalam sejumlah penelitian, mereka sering mengatakan bahwa mereka menginginkannya lebih sering dibandingkan yang diinginkan oleh pasangannya. Seks oral juga digemari wanita-wanita pekerja seks komersil. Para wanita penghibur ini melakukan seks oral untuk menghindari penularan berbagai jenis penyakit kelamin terhadap dirinya.
Benarkah pendapat yang mengatakan oral sex dengan para wanita penghibur tidak akan menimbulkan bahaya? Agaknya pendapat ini jauh dari fakta yang sebenarnya. Sebab, mulut manusia merupakan organ yang hanya dilapisi jaringan halus dan kurang elastis. Mukosa atau jaringan halus pada mulut mudah sekali terluka dan bukan merupakan benteng yang kokoh terhadap datangnya tamu tak diundang, yakni bakteri dan virus.
Di samping itu, mulut dan bibir lebih sering mengalami pecah-pecah yang mengundang resiko tertularnya penyakit melalui oral sex. Klamidia, herpes genitalis, gonore, hepatitis B, HIV dan kutil pada alat kelamin (HPV) merupakan PMS yang paling sering ditularkan melalui kontak antara mulut dan alat kelamin. Jika menyukai oral sex dan tidak bisa mengubah kebiasaan ini, maka wajib memperhatikan kesehatan dari alat-alat genital Anda. Dengan demikian bisa diketahui lebih dini tanda-tanda umum jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan gejala awal PMS.
Jalan satu-satunya bila Anda tetap ingin melakukan oral sex dengan cara fellatio (seks oral terhadap organ lelaki), maka gunakanlah kondom tanpa pelumas (atau hilangkan pelumasnya). Apabila melakukan cunnilingus (seks oral terhadap organ kewanitaan), pasangan Anda harus menggunakan pelindung gigi. Alat ini berupa selembar lateks persegi yang diletakkan di atas vulva, sehingga tidak terjadi kontak langsung atau pertukaran cairan tubuh.
Penyakit Akibat Seks OralRadang Mulut
Seks oral juga dapat menjadi sumber penularan radang mulut bila rongga mulut mengidap suatu penyakit menular seksual. Rongga mulut mungkin mengidap suatu penyakit kelamin kalau melakukan seks oral dengan orang yang sedang mengidap penyakit tersebut. Sebagai contoh, kalau seorang wanita melakukan seks oral terhadap seorang pria yang sedang mengidap gonorea (kencing nanah), maka dapat saja terjadi penularan dari penis ke lapisan mulut bagian dalam atau tenggorok.
Akibatnya wanita itu mengalami radang mulut atau tenggorok karena gonorea. Kalau kemudian wanita itu melakukan seks oral terhadap pria lain yang sehat, pria itu dapat tertular sehingga mengalami gonorea. Namun. kalau rongga mulut tidak mengidap penyakit kelamin, tentu seks oral tidak merupakan sumber penularan.
Kanker Tenggorokan
Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan pada pria atau wanita, dicurigai menular lewat aktivitas seks oral. Dalam sebuah studi yang baru pertama kali dilakukan, para ahli meneliti kaitan antara human papilloma virus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim dengan kanker oropharyngeal yang menyerang tenggorokan, tonsil dan bagian belakang lidah. Angka kejadian penularan HPV lewat kegiatan oral sex di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan sejak tahun 1973. Kini bertambah lagi resiko penularan penyakit lewat seks oral, yakni kanker tenggorokan.
Dulu, banyak disebut orang yang paling rentan terkena kanker tenggorokan adalah mereka yang perokok dan banyak mengkonsumsi alkohol. Namun, rupanya ada faktor lain yang lebih dominan. Orang yang melakukan oral sex berganti-ganti pasangan hingga lebih dari 6 kali mengalami resiko terkena kanker tenggorokan 9 kali lebih tinggi.
Tidak semua orang menikmati seks oral. Banyak yang mencoba dan menyukainya, sementara sebagian lainnya memberikan beberapa komentar. Komentar-komentar ini bisa dibagi ke dalam tiga hal umum. Pertama, bahwa seks oral itu tidak higienis. Alasan kedua adalah karena faktor tabu untuk melakukannya. Ketiga, bahwa seks oral bukanlah ungkapan suatu kejantanan ataupun feminitas. Secara higienis, seks oral -baik cairan semen (air mani) maupun cairan vagina- sebenarnya tidak berbahaya bagi mereka yang tidak terkena penyakit menular seksual.
Setiap orang harus memastikan bahwa dirinya dan pasangannya bebas dari PMS sebelum melakukan hubungan seksual. Tidak ada penyakit yang ditularkan melalui seks oral yang tidak bisa ditularkan melalui seks dalam bentuk lainnya. Jika seseorang mengidap PMS, maka pasangannya kemungkinan akan tertular apapun bentuk hubungan seks yang mereka lakukan. Singkatnya, hubungan seks diantara pasangan yang sehat adalah aman dan bersih.
Untuk memastikannya tentu diperlukan pemeriksaan. Kalau tidak pernah melakukan oral sex dengan wanita penghibur yang mengidap penyakit kelamin, yakinlah bahwa Anda tidak mungkin mengidap penyakit itu. Tidak mudah pula untuk mengetahui tertular tidaknya Anda setelah berhubungan oral karena dampaknya tidak dapat langsung terlihat, melainkan setelah beberapa lama. Jika pacar atau istri hanya pernah melakukan hubungan seksual dengan pria resminya, yakinlah bahwa mereka berdua tidak akan menulari Anda dengan penyakit itu. Kemungkinan terburuk ialah pacar mengalami radang pada rongga mulut atau tenggorokan karena penyakit kelamin. Tentu saja ini baru terjadi kalau dia pernah melakukan seks oral dengan pria yang sedang mengalami penyakit kelamin.
Dr. Ferryal Loetan, seorang pakar seksologi juga mengatakan bahwa oral sex yang dilakukan oleh wanita terhadap pria dapat memungkinkan penularan penyakit di dalam tubuh. Sebab di dalam mulut terdapat banyak air liur. Beberapa kuman maupun bakteri memang ada yang tidak tahan dengan zat-zat yang ada di dalam air liur tersebut namun tidak semuanya. Demikian pula dengan berbagai macam jamur termasuk virus yang sering ada di badan manusia. Dimana yang menerima oral mempunyai penyakit, maka dapat saja menularkan penyakitnya kepada yang memberikan oral, begitu pula sebaliknya. Tapi kalau keduanya sehat maka tidak ada masalah.
Hubungan seksual yang sehat tidak akan mengakibatkan penularan PMS. Demikian juga seks oral yang sehat tidak akan menjadi sumber penularan penyakit kelamin. Untuk menghindari tertularnya penyakit, pelaku seks oral diimbau menggunakan kondom sebagai pengaman. Kini kondom yang diproduksi dibuat bervariasi bahkan dengan berbagai macam rasa seperti jeruk dan strawberry. Di Amerika Serikat, hampir 90 persen wanita penghibur meminta pasangannya memakai kondom saat berseks oral. Tetapi di Indonesia, langkah ini agaknya belum dilakukan.